BAB 7
LAYANAN BIMBINGAN “PEMBERIAN INFORMASI”
A. Tujuan Pemberian Informasi dan Tipe-Tipe Informasi
1. Tujuan Pemberian Informasi
Layanan pemberian informasi diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang perkembangan pribadi sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.
Ada tiga alasan pokok mengapa layanan pemberian informasi merupakan usaha vital dalam keseluruhan program bimbingan yang terencana dan terorganisasi. Pertama, siswa membutuhkan informasi yang relevan sebagai masukan dalam megambil ketentuan mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan untuk memangku suatu jabatan dimasyarakat. Kedua, pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berpikir lebih rasional tentang perencanaan masa depan dan tuntutan peyesuaian diri daripada mengikuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan kenyataan dalam lingkungan hidupnya. Ketiga, informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang kan berubah dengan bertambahnya umur dan pengalaman.
Dengan demikian menurut pandangan Hoppock, informasi yang disajikan kepada siswa dan kemudian diolah oleh siswa, membantu untuk sekedar mengenal alternatif-alternatif yang ada dan variasi kondisi yang berlaku (information use); untuk menyelidiki semua kemungkinan dalam pilihan, tindakan dan bentuk penyesuaian diri (exploratory use); untuk memantapkan keputusan yang sedikit banyak sudah diambil (assurance use); untuk mengecek ketelitian dan kesesuaian pengetahuan yang sudah dimiliki (evaluative use); untuk mendapat tilikan terhadap rencana, gagasan dan keinginan yang kurang realistis dan kurang sesuai dengan kenyataan lingkungan hidup (readjustive use) dan untuk dihubungkan dengan data tentang diri sendiri supaya dapat diambil ketentuan yang mantap (synthesis use).
2. Tipe-Tipe Informasi
Data dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga tipe dasar, yaitu :
a. Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat.
b. Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai jenis-jenis pekerajaan yang ada dimasyarakat (fields of occupation), menganai gradasi posisi dalam lingkup suatu jabatan (level of occupation), mengenai persyaratan tahap dan jenis pendidikan mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai rosfek masa depan berkaita dengan kebutuhan riil masyarakat akan jenis/corak pekerjaan tertentu.
c. Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.
B. Pengumpulan Bahan Informasi
1. Bentuk-Bentuk dan Sumber-Sumber Bahan Informasi
Bentuk konkrit bahan informasi dapat berupa empat macam, yaitu lisan, tertulis, audiovisual dan disket program komputer. Bentuk tertulis mendapat tempat utama dan mengenal banyak ragam, seperti deskripsi jabatan yang menguraikan secara singkat ciri khars suatu pekerjaan, tugas yang harus dijalankan, dan kualifikasi yang dibutuhkan; penuntun jabatan atau pedoman jabatan yang membahas semua aspek pokok dari suatu pekerjaan. Bahan informasi dalam bentuk lisan disajikan melaluui ceramah umum, secara tanya jawab dan wawanvara. Bentuk audiovisual meliputi penggunaan audiovisual, videokaset, video compact dics, slides, dan film sebagai perangkat lunak. Bentuk program komputer memungkinkan siswa meminta informasi dari komputer mengenai dunia pekerjaan dan program variasi program pendidikan, atau megadakan interaksi dengan komputer dalam rangka pengambilan keputusan tentang rencana masa depan.
Meskipun bentuk bahan informasi dan sumber bahan informasi banyak namun staf bimbingan harus menilai apakah bahan informasi yang terkandung dalam semua bentuk dan disampaikan oleh semua sumber itu, sesuai dengan kebutuhan siswa. Sebelum bahan informasi disebarluaskan kepada siswa, staf bimbingan mengevaluasi bahan informasi dengan menerapkan pedoman/kriteria sebagai berikut :
a. Bahan informasi harus akurat dan tepat, yaitu menggambarkan keadaan yang nyata dan konkrit pada saat bahan itu disusun.
b. Bahan informasi harus jelas dalam isi dan cara menguraikan, sehingga pihak pemakai mudah menangkapnya.
c. Bahan informasi harus relevan bagi siswa dijenjang pendidikan tertentu, mengingat kebutuhan pada fase perkembangan tertentu.
d. Bahan informasi harus disajikan secara menarik, sehingga menimbulkan minat siswa untuk mempelajari dan mengolahnya.
e. Bahan informasi yang disajikan oleh orang perorangan harus bebas dari segala faktor subyektif yang mengaburkan ketepatan dan kebenaran dari informasi itu.
f. Bahan informasi harus berguna dan bermanfaat bagi kalangan siswa dijenjang pendidikan menengah.
Kumpulan kriteria yang relevan diatas ini mungkin belum dapat dipenuhi semua karena pengaruh dari berbagai kendala, seperti dana finansial kurang, jumlah sumber yang dapat terandalkan kurang, kelengkapan informasi untuk kebutuhan tertentu kurang, dan cara penyajian kurang menarik. Dalam keadaan ini staf bimbingan harus menerima seadanya apa yang ada dengan melengkapi sendiri kekurangan-kekurangan itu sebaik mungkin.
2. Akumulasi dan Pengelolaan Bahan Informasi
Bahan informasi dalam bentuk tertulis, bentuk audiovisual dan bentuk program komputer, dapat dikumpulkan dan disimpan disekolah. Namun pengumpulan dan penyimpanan bahan informasi saja, belumlah membuat bahan itu siap pakai. Untuk itu bahan informasi yang ada harus ditempatkan disuatu ruang yang terbuka untuk umum, dengan menyususn suatu sistem klasifikasi untuk menyimpan dan menemukan bahan itu.
C. Penggunaan Informasi untuk Keperluan Bimbingan
Layanan pemberian informasi selain megumpulkan data dan mengelola bahan informasi (informational materials), juga mencakup aneka usaha untuk membantu siswa di jenjang pendidikan menengah dalam memanfaatkan bahan itu bagi perkembangannya sendiri dan perencanaan masa depannya. Bahan informasi bagi siswa tidak hanya menyajikan data dan fakta, tetapi juga mengandung makna tertentu, tergantung dari sikap siswa dan reaksi emosionalnya terhadap informasi itu. Penggunaan informasi untuk keperluan bimbingan akan ditinjau dalam kaitannya dengan pelayanan bimbingan individual dan pelayanan bimbingan kelompok.
1. Dalam Pelayanan Individual
Pelayanan bimbingan secara individual terutama terlaksana dalam wawancara konseling. Selama proses konseling berlangsung, konselor akan memberikan informasi kepada konseli, entah konselor ditanyai mengenai sesuatu entah konselor menyampaikan informasi atas prakarsa sendiri. Konselor dapat menyampaikan informasi yang dibutuhkan dengan cara menunjukkan bahan informasi yang dibutuhkan dengan cara menunjukkan bahan informasi dalam berbagai bentuk, atau dengan cara langsung memberitahukannya secara lisan. Bila mana konselor menyampaikan sendiri informasi secara lisan dalam rangka proses konseling, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Pemberian informasi berbeda dengan pemberian nasehat atau saran.
b. Informasi harus sesuai dengan kenyataan dan disajikan secara obyektif, yaitu bebas dari prasangka dan segala kesan pribadi.
c. Informasi jabatan tidak hanya mencakup jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat (fields of occupation) tetapi juga berbagai tingkatan atau gradasi dalam posisi dalam lingkup jabatan (levels of occupation).
Selain itu kecenderungan lumayan besar (trends) akan terjadi pergeseran dalam jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, baik dalam jenis atau bidang pekerjaan/jabatan maupun dalam gradasi posisi atau urutan tangga dalam lingkup bidang pekerjaan tertentu merupakan data yang sangat berharga bagi seorang konseli yang sedang merencanakan masa depan. Kalau tersedia data yang cukup terandalkan mengenai pergeseran signifikan dimasa yang akan datang, data itu harus diinformasikan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Dalam Pelayanan Kelompok
Data dan fakta tentang dunia pekerjaan, dunia pendidikan serta proses perkembangan orang muda kerap juga diinformasikan kepada kelompok siswa, misalnya satuan kelas dalam rangka bimbingan kelompok. Pemberian informasi secara kelompok dapat membantu siswa siswi dalam perencanaan masa depan, antara lain karena interaksi antar anggota kelompok membuka pikiran mereka terhadap hal-hal yang belum disadari sebelumnya. Layanan pemberian informasi dapat diorganisasi dengan pola-pola dasar pelaksanaan bimbingan, sebagaimana teruraikan dalam bab 3 A, 2, yaitu :
a. Dalam rangka pola kurikuler: diberikan suatu kursus bimbingan yang dapat lebih berorientasi pada ragam bimbingan jabatan atau pada ragam bimbingan pribadi sosial.
b. Dalam rangka pola generalis: guru beberapa bidang studi dapat menyisipkan informasi jabatan pada pokok-pokok bahasan tertentu dan mengintegrasikannya dengan materi serta isi suatu pokok bahasan.
c. Dalam rangka pola spesialis: untuk siswa SLTP dan SLTA diselenggarakan bimbingan karier secara kelompok dalam kelas, sesuai dengan seri buku paket nomor 1 s.d nomor v. Dalam rangka bimbingan karier ini dengan sendirinya diberikan informasi karier yang dibutuhkan.
3. Laboratorium Bimbingan Karier
Suatu sarana baru untuk memberikan pelayanan bimbingan karier, yang dikembangkan di Amerika Serikat sejak 20 tahun yang lalu, adalah laboratorium bimbingan karier (guidance career center, guidance resource center, career information center). Laboratorium ini adalah pusat kegiatan bimbingan karier yang melayani siswa-siswi yang membutuhkan bantuan dalam merencanakan masa depannya setelah tamat seklah menengah, termasuk didalamnya informasi karier. Pusat ini didirikan di masing-masibg sekolah atau disetiap distrik persekolahan yag melayani sejumlah sekolah. Dipusat ini tersedia bahan informasi karier dalam bentuk terbitan/cetakan, audiovisual, dan program komputer, serta alat-alat tes untuk mengukur minat dan bakat.
Adanya laboratorium bimbingan karier seperti dekembangkan di Amerika Serikat, telah mendorong untuk mendesai beraneka program komputer sebagai alat bantu dalam memperoleh informasi karier, bahkan dalam pengambilan keputusan (decision making) mengenai karier dimasa depan.
D. Beberapa Contoh Sumber Informasi Karier
Dibagian ini diuraikan beberapa sumber informasi karier dalam bentuk terbitan/cetakan, baik dalam bahasa inggris maupun dalam bahasa indonesia. Meskipun terbitan dalam bahasa inggris tidak dapat langsung dipergunakan di Indonesia karena disusun berdasarkan keadaan masyarakat di Amerika Serikat, namun merupakan contoh yang baik mengenai klasifikasi jabatan dan deskripsi jabatan yang dapat bermanfaat bagi pelayanan bimbingan karier.
Buku dictionary of occupational titles (DOT) dipublikasikan oleh united states departement of labor sejak tahun 1939 dan terbit lebih kurang 15 tahun sekali. Buku ini digunakan oleh badan-badan pemerintah untuk keperluan riset, penempatan tenaga dan pedoman program konseling karier. Dalam buku ini ribuan pekerjaan dikategorikan da;am golongan-golongan yang luas dan lebih sempit.
Buku Occupational Outlook Handbook (OOH) dipublikasikan oleh The Bureau of Labor Statistic, Division of Occupational Outlook, dan terbit setiap dua tahun. Sebagian besar dalam buku menyajikan informasi yang berupa pikiran tentang pergeseran signifikan yang akan terjadi di dunia pekerjaan,misalnya jumlah tenaga di bidang pertanian yang akan dibutuhkan ditahun-tahun yang akan datang.
Buku Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI) dipublikasikan oleh departement tenaga kerja RI, direktorat jedral pembinaan dan penempatan tenaga kerja, dan setelah terbitan yang pertama pada tahun 1977 telah mengalami beberapa revisi; cetakan komersial pertama terbit pada tahun 1987 Armas Duta Jaya, Jakarta. Buku ini disusun berdasarkan terbitan Internasional Standard Classification of Occupations yang dipublikasikan oleh Internasional Labor Organization, Geneva 1968 namun disesuaikan dengan keadaan pasar kerja di Indonesia. Mengingat kata jabatan, dapat diartikan dengan berbagai cara, misalnya kedudukan (position), nama kedudukan (title of position) dan pekerjaan (occupation), maka dalam KJI digunakan istilah-istilah tertentu dengan pengertian tertentu pula, yaitu :
a. Unsur
b. Tugas
c. Kedudukan
d. Pekerjaan
e. Jabatan
Buku klasifikasi jabatan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial, khususnya yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dan kependudukan, seperti kebutuhan untuk mengadakan sensus dan survey penduduk, kebutuhan untuk merencanakan penjabaran dan penempatan tenaga kerja, serta kebutuhan untuk memiliki sumber informasi jabatan dalam rangka bimbingan karier.
Buku penuntun jabatan, yang dipublikasikan oleh departemen tenaga kerja dan transmigrasi, direktorat jendral pembinaan dan penggunaan tenaga kerja, 1978/1981 lebih bermanfaat bagi keperluan bimbingan karier disekolah.
1 comments:
Thank's Infonya Bray .. !!!
www.bisnistiket.co.id
Post a Comment